Kamis, 14 Juli 2011

Review 4 stars movie

1.   Jenis fim : Sci-Fi/drama
Produser : Christopher Nolan, Emma Thomas

Produksi : Warner Bros. Pictures
Homepage : 
Rating LSF : Dewasa (adult)
Durasi : 148

Dom Cobb (Leonardo DiCaprio), seorang pencuri yang terampil dan terbaik, mencuri rahasia berharga dari pikiran bawah sadar yaitu mimpi. Cobb telah membuat kemampuan langkanya untuk menjadi pencuri bergensi di dunia tetapi juga membuatnya menjadi buronan internasional dan mengorbankan semua yang ia cintai

Saat ini Cobb ditawari dibebaskan dari tuduhan kriminal panjangnya. Tugas terakhir ini akan mengembalikan kehidupan normalnya hanya jika dia bisa melakukan hal yang mustahil. Alih-alih mencuri, dalam misi yang disebut Inception ini, Cobb diminta untuk menanamkan memori baru ke dalam alam bawah sadar targetnya. Namun tidak ada perencanaan dan keahlian yang cukup dari tim Cobb lainnya untuk menghadapi musuh berbahaya ini yang tampaknya mengantisipasi setiap gerakan mereka. Musuh yang hanya dapat dilihat oleh Cobb
    

Selasa, 12 Juli 2011

Garam dan Telaga (Julianto Eka Putra)


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi. Datanglah seorang anak muda yang sedang di rundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memeng tampak seperti orang yang tidak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya”, ujar Pak tua itu.
“Asin. Asin sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.
Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya itu, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka di tepi telaga yang tenang itu.

Senin, 06 Juni 2011

Tetap Bisa Cari Solusi (Abu Nawas)

Mimpi buruk yang dialami Baginda Raja Harun Al Rasyid tadi malam
menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri Baghdad. Abu Nawas tidak berdaya.
Bagaimana pun ia harus segera menyingkir meninggalkan negeri Baghdad hanya
karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga
Abu Nawas.
Add caption
"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua. la
mengenakan jubah putih. la berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana
bila orang yang bernama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini. la harus
diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa kesialan. ia boleh kembali ke
negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak,
melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang
lain."

Mengecoh Monyet (Abu Nawas)

)Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas
bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.
"Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.
"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."
"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.
"Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan
adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu
Nawas menambahkan.
Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan
keajaiban binatang raksasa itu.
Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena
begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik
monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja
yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.

Debat Kusir Tentang Ayam (Abu Nawas)

Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum. Beliau memanggil

pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan
sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi
memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal. Barangsiapa yang bisa
menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan.
Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman
yang menjadi akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang
miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya
hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya
empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu
Nawas.

Jumat, 03 Juni 2011

Selagi Kau Lelap

Sekarang pukul 01.30 pagi di tempatmu. Kulit wajahmu pasti sedang terlipat di antara kerutan sarung bantal. Rambutmu yang tebal menumpuk di sisi kanan, karena engkau tidur terlungkup dengan muka menghadap ke sisi kiri. Tanganmu selalu tampak menggapai, apakah itu yang selalu kau cari di bawah bantal?



Aku selalu ingin mencuri waktu. Menyita perhatianmu. Semata-mata supaya aku bisa terpilin masuk ke dalam lipatan seprai tempat tubuhmu sekarang terbaring. Sudah hampir tiga tahun aku begini. Dua puluh delapan bulan. Kalikan tiga puluh. Kalikan dua puluh empat. Kalikan enan puluh. Kalikan lagi enam puluh. Kalikan lagi enam puluh. Niscaya akan kau dapatkan angka ini: 4.354.560.000


Kunci Hati


Dalam raga ada hati, dan dalam hati, ada satu ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.
Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutera. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani.
Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.
Tahukah engkau bahwa cinta yang tersesat adalah pembuta dunia ? Sinarnya menyilaukan hingga kau terperangkap, dan hatimu menjadi sasaran sekalinya engkau tersekap. Banyak garis batas memuai begitu engkau terbuai, dan dalam puja kau sedia serahkan segalanya. Kunci kecil itu kau anggap pemberian paling berharga.
Satu garis jangan sampai kau tepis: membuka diri tidak sama dengan menyerahkannya.
Di ruang kecil itu, ada teras untuk tamu. Hanya engkau yang berhak ada di dalam inti hatimu sendiri.
(DEE-Filosofi Kopi)